Sabtu, 10 Mei 2014

Foklor Makam Kramat Kebun Raya Bogor


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Deskripsi dan Perkembangan Folklor

1.      Deskripsi dan sejarah perkembangan makam keramat

Di daerah Kebun Raya Bogor terdapat makam yang dikeramatkan. Namun masyarakat sekitar bahkan banyak yang belum mengetahuinya. Ada tiga makam dan makam ini dipercaya sebagai tempat peristirahatan terakhir dari Ibu Ratu Galuh Mangku Alam. Dia adalah istri dari Sri Baduga Prabu Siliwangi, Raja Kerajaan Padjajaran. Makam keramat yang kedua ialah makam Mbah Japra. Sementara yang ketiga adalah makam Mbah Ba’ul yang merupakan patih dari Sri Baduga Prabu Siliwangi. Ketiga makam tersebut mempunyai satu juru kunci dan dua orang perawat makam.
Ketiga makam membentuk kompleks pemakaman kecil yang dilindungi pagar besi. Meski berada di sekitar areal kebun raya, makam ini bukan bagian dari kebun raya dan pemeliharaannya sendiri diluar tanggung jawab kebun raya. Kompleks makam terletak di bawah kerimbunan pohon-pohon besar. Oleh karena itu, meski dalam keadaan terik sekalipun, makam tetap dalam kondisi yang sejuk. Makam terbesar adalah makam Ratu Galuh, yang letaknya paling dekat pintu pagar besi dan dilengkapi perallatan tempat para peziarah berdoa. Makam Mbah Jepra berada di sebelahnya tetapi berada dibagian lahan lebih tinggi. Sementara yang berada di sebelah kanan makam Ratu Galuh dan Mbah Jepra adalah makam Mbah Ba’ul.
Ketiga makam tersebut tidak mempunyai nama lengkap yang jelas di sebuah nisan, namun kini makam tersebut berlapis lantai keramik yang mempunyai perbedaan masing-masing. Patung semen warna emas berbentuk mahkota menghiasi makam Ratu Galuh, sementara makam Mbah Jeprah mempunyai hiasan yang berbentuk prisai dan ujung tombak. Mbah Ba’ul pun dihias dengan patung semen berupa cangkul dan nasi tumpeng. Dari semua hiasan tersebut sebenarnya tidak mempunyai makna apapun hanya sebagai pembeda antara ketiga makam, namun makna-makna itu bisa diambil dari setiap orang yang menilainya. Tentu saja setiap orang akan memaknai dengan makna yang berbeda karena mempunyai penilaian masing-masing.
Siapakah Mbah Jepra? Mbah Jepra bukanlah orang yang bisa menguasai daerah, juga bukan orang yang sampai sekarang masih hidup. Mbah Jepra adalah seorang tokoh yang hidup pada abad ke 15, di zaman Kerajaan Pajajaran. Beliau adalah seorang panglima perang pasukan Sri Baduga Prabu Siliwangi. Seperti halnya Prabu Siliwangi, masyarakat mengenal Mbah Jeprah adalah sosok seorang yang sakti mandraguna. Sebagian orang meyakini bahwa kesaktian Mbah Jepra masih bisa berpengaruh pada kehidupan manusia di dunia saat ini terutama di Kota Bogor sendiri.
Ada cerita yang beredar bahwa nama asli Mbah Jeprah adalah Syekh Jafar Sidik. Namun sampai sekarang ini belum ditemukan bukti yang memastikan bahwa Mbah Jeprah memang seorang tokoh yang ada di sepanjang sejarah Kerajaan Pajajaran. Lalu belum ada yang menunjukan kebenaran bahwa yang selalu mengamankan Kota Bogor dari segala bencana adalah roh dari Mbah Jepra. Dari sebagian kecil masyarakat mengatakan bahwa Mbah Jeprah sebenarnya tidak pernah ada dalam sejarah Kerajaan Pajajaran. Ia hanya hasil tokoh rekaan dari penduduk sekitar Pajajaran. Bahkan ada cerita lain yang menyebukan bahwa sebenarnya makam Mbah Jepra bukanlah seorang manusia melainkan seekor jerapah. Jerapah ini dahulu pernah dipelihara pada zaman belanda, namun satwa liar itu kemudian mati dan dikubur sekitar makam tersebut.
Juru kunci makam keramat ini tidak terlalu menanggapi issue yang ada di sekitarnya, beliau meyakini adanya Mbah Jepra dan hanya menjalankan wasiat dari juru kunci sebelumnya untuk menjaga makam tersebut. Beliau adalah Abdurrahman yang merupakan keturunan kedua dari juru kunci makam keramat. Sebelumnya yang menjadi juru kunci makam adalah H Rahmat, ayah dari Abdurrahman. Sedangkan yang menjadi perawat makam keramat saat ini dipegang Atmawijaya dan Ugan, yang masih ada hubungan saudara juru kunci. Ketiga makam ini merupakan bukti sejarah adanya kekuasaan Kerajaan Padjajaran di Kota Bogor. Makam keramat ini sering didatangi oleh pengunjung. Tujuan dari mereka pun bermacam–macam.

Menurut  Abdurrahman pengunjung ada yang sekadar bersilaturahmi atau sedang melakukan napak tilas. Namun ada juga yang datang dengan maksud dan tujuan tertentu. Biasanya mereka yang datang dengan maksud dan tujuan tertentu itu kebanyakan berasal dari luar kota Bogor. Dulu ada juga yang sering berkunjung ke makam pada malam hari. Dia mengatakan, tak ada syarat khusus jika ingin mengunjungi makam keramat ini. "Asalkan tubuh kita bersih dari hadas dan disertai dengan niat yang baik," ujar Abdurrahman.
Lebih lanjut dia menuturkan, ada cerita menarik terkait makam keramat ini. "Jika ada orang yang ingin berkunjung dan sebelumnya sudah janjian, biasanya pasti tidak jadi. Tak tahu alasannya mengapa, yang pasti kunjungan ke makam keramat ini selalu gagal bila janjian dulu," papar perawat makam ini. Mengenai Mbah Japra, Abdurahman menuturkan bisa dikatakan sebagai penjaga Kota Bogor. "Dipercaya Kota Bogor ada yang menjaga, Mbah Japra," ujarnya. Hal itu terbukti, dari keberadaan Bogor yang terbilang aman-aman saja.
Kejadian aneh Menurut Abdurahman (51), juru kunci makam Ratu Galuh, banyak orang hilir mudik di Kebun Raya, bahkan di sekitar makam Ratu Galuh itu sendiri. Mereka tak menyadari jika tempat yang mereka pijak adalah wilayah keramat dari kerajaan Galuh Pakuan. Mereka hura-hura, pacaran, bahkan buang air kecil di sembarang tempat. Belum lagi perlakuan semberono lainnya. Abdurahman menceritakan, pernah salah seorang pengujung tiba-tiba jatuh tak sadarkan diri dan ketika siuman suaranya berubah. Kebun Raya Bogor memang bukan tempat sembarangan. Kawasan itu masih dinaungi karomah Eyang Ratu Galuh. "Ternyata dia kemasukan dedemit penjaga jembatan gantung,” kata Abdurrahman.
Memang banyak pengunjung mengalami kejadian aneh yang sulit diterima oleh akal sehat. Beberapa waktu lalu, dua orang muda-mudi sedang asyik bercumbu di bawah pohon waru besar. Sang pria pamit untuk buang air kecil, namun ketika kembali ia tak menemukan kekasihnya. Bahkan setelah ditunggu berjam-jam sang kekasih itu tak pula kunjung datang. Karena putus asa, lelaki yang bernama Abidin itu langsung pulang.
Esok harinya, dengan keluarganya dan keluarga pacarnya ia kembali mencari-cari ke setiap pelosok kebun tersebut. Hasilnya tetap nihil, bahkan saat itu petugas keamanan Kebun Raya pun ikut membantu mencari gadis yang hilang tadi. Sayang, hingga hari menjelang sore sang gadis-tetap tidak diketahui di mana rimbanya. Lalu seorang petugas keamanan berinisiatif minta bantuan juru kunci makam Ratu Galuh. Setelah diselidiki sang juru kunci, gadis yang sebut saja bernama Nita itu, ternyata masih ada di sekitar Kebun Raya.
Dari hasil komunikasi juru kunci dengan makhluk gaib penghuni Kebun Raya diketahui, ternyata Abidin dan Nita, beberapa saat sebelum Nita menghilang keduanya sempat melakukan perbuatan tidak senonoh. Mereka sempat melakukan hubungam layaknya suami isteri. Dengan sangat menyesal, Abidin mengakui segala perbuatannya. Melalui proses yang cukup rumit, akhirnya juru kunci pun mempersilahkan mereka kembali. Abdurahman mengatakan kepada keduanya, "Jika penghuni gaib itu, mengampuni perlakuan kalian, Nita akan kembali besok sore. Namun jika tidak Nita akan menjadi budak di alam gaib."
Kebun Raya Bogor memang menyimpan sejuta misteri, beberapa tempat angker di sana masih dihuni makhluk halus sebagai tempat tinggal mereka. Abdurahman menyarankan agar pengunjung Kebun Raya tidak sembrono dan jangan sekali-kali berlaku tidak senonoh. Kalaupun kelakuan tak senonoh itu tidak diketahui orang lain, namun hal itu tetap diketahui makhluk halus penghuni Kebun Raya ini. "Kebun ini dibangun sebagai tempat rekreasi dan istirahat keluarga. Kalau pun mau pacaran silahkan, tapi jangan kelewatan," tuturnya.
Masih menurut penuturan Abdurahman, kerajaan makhluk halus penghuni Kebun Raya Bogor terpusat di makam Ratu Galuh. Dalam sejarah tak tertulis Kerajaan Galuh Pakuan, Ratu Galuh dipercaya sebagai permaisuri Eyang Prabu Siliwangi. Namun tidak ada sedikitpun catatan yang dapat membuktikan eksistensi Ratu Galuh sebagai isteri Sang Prabu Siliwangi. Bahkan keberadaan sang prabu sendiri masih menjadi pertanyaan di masyarakat. Namun demikian toh masyarakat Jawa Barat tetap mengakui eksisteni Prabu Siliwangi sebagai raja dan cikal bakal nenek moyang mereka. Bahkan, beberapa kalangan spiritualis meyakini, Kebun Raya Bogor semula adalah Taman Sipatahunan, Taman Sari dari kerajaan Galuh Pakuan.

Mengenai Mbah Japra, Abdurahman menuturkan bisa dikatakan sebagai penjaga Kota Bogor. "Dipercaya Kota Bogor ada yang menjaga, Mbah Japra," ujarnya. Hal itu terbukti, dari keberadaan Bogor yang terbilang aman-aman saja. Adanya keyakinan inilah, yang menyebabkan banyak orang menziarahi makam Mbah Japra. Menurutnya, mereka yang paling banyak berziarah ke makam Mbah Japra adalah para pejabat dan paranormal. Namun warga biasa juga banyak yang datang. Menziarahi makam Mbah Japra sebenarnya hanya perantara antara Tuhan dan manusia. "Semuanya hanya Allah yang menentukan, bukan kuburan. Jadi jangan minta-minta sama makam, tapi kepada Allah," kata Abduraman
2.      Kisah Nyata Sekitar Makam

Sekitar tahun 2000-an ditemukan tewasnya sepasang kekasih di Kebun Raya Bogor. Pasangan tersebut saat itu sedang memadu kasih di bawah pohon randu. Ketika hujan mulai turun dengan derasnya mereka tidak bisa berbuat apa-apa, yang bisa mereka lakukan hanya berteduh disana. Namun yang terjadi mereka berdua terkena sambaran petir dan terjepit ranting besar yang menimpah tubuh mereka. Akhirnya mereka tewas di tempat dengan keadaan yang mengenaskan.

Para petugas keamanan dan polisi langsung datang ke lokasi kejadian. Keadaannya sudah terluka parah dan banyak terjadi luka bakar disekujur tubuhnya. “Mereka mungkin melakukan tindakan yang kelewat batas, jadi istilahnya mah ditegur oleh Yang Maha Kuasa.” Tutur Abdurahman. Setelah ditelusuri sang prianya sudah mempunyai istri, sedangkan kekasihnya adalah seorang janda.
Kejadian itu pun terulang kembali pada tahun 2009-an. Pada saat itu ditemukan dua orang korban di dekat Danau Gunting yang disinyalir adalah sepasang kekasih. Mereka berteduh di bawah pohon Lici ketika hujan mulai turun. Korban pria ditemukan dalam kondisi telungkup dengan muka yang sudah bercampur darah, sedangkan korban wanita ditemukan dengan posisi terlentang dengan wajah yang bengkak. Ketika diteliti lebih lanjut oleh pihak yang berwajib, ternyata korban pria sudah mempunyai istri yang tinggal di Ponorogo.
“kedua-duanya sama-sama melakukan tindakan yang mungkin kelewat batas. Ini semua ada kaitannya dengan Mbah Jeprah yang menurut mitos dialah yang menjaga kebun raya Bogor dari perbuatan yang keji. Maka dari itu, mereka memberi pelajaran dan peringatan seperti itu yang melanggar kesucian. Keduanya juga sama-sama selingkuh yang sebenarnya dilarang oleh ajaran-ajaran agama. Jangan berbuat yang aneh-aneh disini meskipun tidak ada yang melihat, sebab Tuhan dan makhluk halus bisa saja melihat apa yang kita lakukan.” Kata Abdurahman menjelaskan.


3 komentar:

  1. http://www.tonggos.com/2015/11/legenda-sungai-brantas.html

    BalasHapus
  2. Makam keramat kebun Raya Bogor melambangkan sisa kerajaan Galuh Pakuan yang dipimpin Prabu Siliwangi

    BalasHapus