BAB II
PEMBAHASAN
A.
Deskripsi dan Perkembangan Folklor
1.
Deskripsi dan sejarah perkembangan makam
keramat
Di daerah Kebun Raya Bogor terdapat
makam yang dikeramatkan. Namun masyarakat sekitar bahkan banyak yang belum
mengetahuinya. Ada tiga makam dan makam ini dipercaya sebagai tempat
peristirahatan terakhir dari Ibu Ratu Galuh Mangku Alam. Dia adalah istri dari
Sri Baduga Prabu Siliwangi, Raja Kerajaan Padjajaran. Makam keramat yang kedua
ialah makam Mbah Japra. Sementara yang ketiga adalah makam Mbah Ba’ul yang
merupakan patih dari Sri Baduga Prabu Siliwangi. Ketiga makam tersebut
mempunyai satu juru kunci dan dua orang perawat makam.
Ketiga makam membentuk kompleks
pemakaman kecil yang dilindungi pagar besi. Meski berada di sekitar areal kebun
raya, makam ini bukan bagian dari kebun raya dan pemeliharaannya sendiri diluar
tanggung jawab kebun raya. Kompleks makam terletak di bawah kerimbunan
pohon-pohon besar. Oleh karena itu, meski dalam keadaan terik sekalipun, makam
tetap dalam kondisi yang sejuk. Makam terbesar adalah makam Ratu Galuh, yang
letaknya paling dekat pintu pagar besi dan dilengkapi perallatan tempat para
peziarah berdoa. Makam Mbah Jepra berada di sebelahnya tetapi berada dibagian
lahan lebih tinggi. Sementara yang berada di sebelah kanan makam Ratu Galuh dan
Mbah Jepra adalah makam Mbah Ba’ul.
Ketiga makam tersebut tidak mempunyai
nama lengkap yang jelas di sebuah nisan, namun kini makam tersebut berlapis
lantai keramik yang mempunyai perbedaan masing-masing. Patung semen warna emas
berbentuk mahkota menghiasi makam Ratu Galuh, sementara makam Mbah Jeprah
mempunyai hiasan yang berbentuk prisai dan ujung tombak. Mbah Ba’ul pun dihias
dengan patung semen berupa cangkul dan nasi tumpeng. Dari semua hiasan tersebut
sebenarnya tidak mempunyai makna apapun hanya sebagai pembeda antara ketiga
makam, namun makna-makna itu bisa diambil dari setiap orang yang menilainya.
Tentu saja setiap orang akan memaknai dengan makna yang berbeda karena
mempunyai penilaian masing-masing.
Siapakah Mbah Jepra? Mbah Jepra
bukanlah orang yang bisa menguasai daerah, juga bukan orang yang sampai
sekarang masih hidup. Mbah Jepra adalah seorang tokoh yang hidup pada abad ke
15, di zaman Kerajaan Pajajaran. Beliau adalah seorang panglima perang pasukan
Sri Baduga Prabu Siliwangi. Seperti halnya Prabu Siliwangi, masyarakat mengenal
Mbah Jeprah adalah sosok seorang yang sakti mandraguna. Sebagian orang meyakini
bahwa kesaktian Mbah Jepra masih bisa berpengaruh pada kehidupan manusia di
dunia saat ini terutama di Kota Bogor sendiri.
Ada cerita yang beredar bahwa nama
asli Mbah Jeprah adalah Syekh Jafar Sidik. Namun sampai sekarang ini belum ditemukan
bukti yang memastikan bahwa Mbah Jeprah memang seorang tokoh yang ada di
sepanjang sejarah Kerajaan Pajajaran. Lalu belum ada yang menunjukan kebenaran
bahwa yang selalu mengamankan Kota Bogor dari segala bencana adalah roh dari
Mbah Jepra. Dari sebagian kecil masyarakat mengatakan bahwa Mbah Jeprah
sebenarnya tidak pernah ada dalam sejarah Kerajaan Pajajaran. Ia hanya hasil
tokoh rekaan dari penduduk sekitar Pajajaran. Bahkan ada cerita lain yang
menyebukan bahwa sebenarnya makam Mbah Jepra bukanlah seorang manusia melainkan
seekor jerapah. Jerapah ini dahulu pernah dipelihara pada zaman belanda, namun
satwa liar itu kemudian mati dan dikubur sekitar makam tersebut.
Juru kunci makam keramat ini tidak
terlalu menanggapi issue yang ada di
sekitarnya, beliau meyakini adanya Mbah Jepra dan hanya menjalankan wasiat dari
juru kunci sebelumnya untuk menjaga makam tersebut. Beliau adalah Abdurrahman
yang merupakan keturunan kedua dari juru kunci makam keramat. Sebelumnya yang
menjadi juru kunci makam adalah H Rahmat, ayah dari Abdurrahman. Sedangkan yang
menjadi perawat makam keramat saat ini dipegang Atmawijaya dan Ugan, yang masih
ada hubungan saudara juru kunci. Ketiga makam ini merupakan bukti sejarah
adanya kekuasaan Kerajaan Padjajaran di Kota Bogor. Makam keramat ini sering
didatangi oleh pengunjung. Tujuan dari mereka pun bermacam–macam.
Menurut Abdurrahman pengunjung ada yang sekadar
bersilaturahmi atau sedang melakukan napak tilas. Namun ada juga yang datang
dengan maksud dan tujuan tertentu. Biasanya mereka yang datang dengan maksud
dan tujuan tertentu itu kebanyakan berasal dari luar kota Bogor. Dulu ada juga
yang sering berkunjung ke makam pada malam hari. Dia mengatakan, tak ada syarat
khusus jika ingin mengunjungi makam keramat ini. "Asalkan tubuh kita
bersih dari hadas dan disertai dengan niat yang baik," ujar Abdurrahman.
Lebih lanjut dia menuturkan, ada
cerita menarik terkait makam keramat ini. "Jika ada orang yang ingin
berkunjung dan sebelumnya sudah janjian, biasanya pasti tidak jadi. Tak tahu
alasannya mengapa, yang pasti kunjungan ke makam keramat ini selalu gagal bila
janjian dulu," papar perawat makam ini. Mengenai Mbah Japra, Abdurahman
menuturkan bisa dikatakan sebagai penjaga Kota Bogor. "Dipercaya Kota
Bogor ada yang menjaga, Mbah Japra," ujarnya. Hal itu terbukti, dari
keberadaan Bogor yang terbilang aman-aman saja.
Kejadian aneh Menurut Abdurahman (51),
juru kunci makam Ratu Galuh, banyak orang hilir mudik di Kebun Raya, bahkan di
sekitar makam Ratu Galuh itu sendiri. Mereka tak menyadari jika tempat yang
mereka pijak adalah wilayah keramat dari kerajaan Galuh Pakuan. Mereka
hura-hura, pacaran, bahkan buang air kecil di sembarang tempat. Belum lagi
perlakuan semberono lainnya. Abdurahman menceritakan, pernah salah seorang
pengujung tiba-tiba jatuh tak sadarkan diri dan ketika siuman suaranya berubah.
Kebun Raya Bogor memang bukan tempat sembarangan. Kawasan itu masih dinaungi
karomah Eyang Ratu Galuh. "Ternyata dia kemasukan dedemit penjaga jembatan
gantung,” kata Abdurrahman.
Memang banyak pengunjung mengalami
kejadian aneh yang sulit diterima oleh akal sehat. Beberapa waktu lalu, dua orang
muda-mudi sedang asyik bercumbu di bawah pohon waru besar. Sang pria pamit
untuk buang air kecil, namun ketika kembali ia tak menemukan kekasihnya. Bahkan
setelah ditunggu berjam-jam sang kekasih itu tak pula kunjung datang. Karena
putus asa, lelaki yang bernama Abidin itu langsung pulang.
Esok harinya, dengan keluarganya dan
keluarga pacarnya ia kembali mencari-cari ke setiap pelosok kebun tersebut.
Hasilnya tetap nihil, bahkan saat itu petugas keamanan Kebun Raya pun ikut
membantu mencari gadis yang hilang tadi. Sayang, hingga hari menjelang sore
sang gadis-tetap tidak diketahui di mana rimbanya. Lalu seorang petugas
keamanan berinisiatif minta bantuan juru kunci makam Ratu Galuh. Setelah
diselidiki sang juru kunci, gadis yang sebut saja bernama Nita itu, ternyata
masih ada di sekitar Kebun Raya.
Dari hasil komunikasi juru kunci
dengan makhluk gaib penghuni Kebun Raya diketahui, ternyata Abidin dan Nita,
beberapa saat sebelum Nita menghilang keduanya sempat melakukan perbuatan tidak
senonoh. Mereka sempat melakukan hubungam layaknya suami isteri. Dengan sangat
menyesal, Abidin mengakui segala perbuatannya. Melalui proses yang cukup rumit,
akhirnya juru kunci pun mempersilahkan mereka kembali. Abdurahman mengatakan
kepada keduanya, "Jika penghuni gaib itu, mengampuni perlakuan kalian,
Nita akan kembali besok sore. Namun jika tidak Nita akan menjadi budak di alam
gaib."
Kebun Raya Bogor memang menyimpan
sejuta misteri, beberapa tempat angker di sana masih dihuni makhluk halus
sebagai tempat tinggal mereka. Abdurahman menyarankan agar pengunjung Kebun
Raya tidak sembrono dan jangan sekali-kali berlaku tidak senonoh. Kalaupun
kelakuan tak senonoh itu tidak diketahui orang lain, namun hal itu tetap
diketahui makhluk halus penghuni Kebun Raya ini. "Kebun ini dibangun
sebagai tempat rekreasi dan istirahat keluarga. Kalau pun mau pacaran silahkan,
tapi jangan kelewatan," tuturnya.
Masih menurut penuturan Abdurahman,
kerajaan makhluk halus penghuni Kebun Raya Bogor terpusat di makam Ratu Galuh.
Dalam sejarah tak tertulis Kerajaan Galuh Pakuan, Ratu Galuh dipercaya sebagai
permaisuri Eyang Prabu Siliwangi. Namun tidak ada sedikitpun catatan yang dapat
membuktikan eksistensi Ratu Galuh sebagai isteri Sang Prabu Siliwangi. Bahkan
keberadaan sang prabu sendiri masih menjadi pertanyaan di masyarakat. Namun demikian
toh masyarakat Jawa Barat tetap mengakui eksisteni Prabu Siliwangi sebagai raja
dan cikal bakal nenek moyang mereka. Bahkan, beberapa kalangan spiritualis
meyakini, Kebun Raya Bogor semula adalah Taman Sipatahunan, Taman Sari dari
kerajaan Galuh Pakuan.
Mengenai Mbah Japra, Abdurahman
menuturkan bisa dikatakan sebagai penjaga Kota Bogor. "Dipercaya Kota
Bogor ada yang menjaga, Mbah Japra," ujarnya. Hal itu terbukti, dari
keberadaan Bogor yang terbilang aman-aman saja. Adanya keyakinan inilah, yang
menyebabkan banyak orang menziarahi makam Mbah Japra. Menurutnya, mereka yang
paling banyak berziarah ke makam Mbah Japra adalah para pejabat dan paranormal.
Namun warga biasa juga banyak yang datang. Menziarahi makam Mbah Japra
sebenarnya hanya perantara antara Tuhan dan manusia. "Semuanya hanya Allah
yang menentukan, bukan kuburan. Jadi jangan minta-minta sama makam, tapi kepada
Allah," kata Abduraman
2.
Kisah Nyata Sekitar Makam
Sekitar tahun 2000-an ditemukan tewasnya
sepasang kekasih di Kebun Raya Bogor. Pasangan tersebut saat itu sedang memadu
kasih di bawah pohon randu. Ketika hujan mulai turun dengan derasnya mereka
tidak bisa berbuat apa-apa, yang bisa mereka lakukan hanya berteduh disana.
Namun yang terjadi mereka berdua terkena sambaran petir dan terjepit ranting
besar yang menimpah tubuh mereka. Akhirnya mereka tewas di tempat dengan
keadaan yang mengenaskan.
Para petugas keamanan dan polisi langsung
datang ke lokasi kejadian. Keadaannya sudah terluka parah dan banyak terjadi
luka bakar disekujur tubuhnya. “Mereka mungkin melakukan tindakan yang kelewat
batas, jadi istilahnya mah ditegur oleh Yang Maha Kuasa.” Tutur Abdurahman.
Setelah ditelusuri sang prianya sudah mempunyai istri, sedangkan kekasihnya
adalah seorang janda.
Kejadian itu pun terulang kembali pada tahun
2009-an. Pada saat itu ditemukan dua orang korban di dekat Danau Gunting yang
disinyalir adalah sepasang kekasih. Mereka berteduh di bawah pohon Lici ketika hujan
mulai turun. Korban pria ditemukan dalam kondisi telungkup dengan muka yang
sudah bercampur darah, sedangkan korban wanita ditemukan dengan posisi
terlentang dengan wajah yang bengkak. Ketika diteliti lebih lanjut oleh pihak
yang berwajib, ternyata korban pria sudah mempunyai istri yang tinggal di
Ponorogo.
“kedua-duanya sama-sama melakukan tindakan
yang mungkin kelewat batas. Ini semua ada kaitannya dengan Mbah Jeprah yang
menurut mitos dialah yang menjaga kebun raya Bogor dari perbuatan yang keji. Maka
dari itu, mereka memberi pelajaran dan peringatan seperti itu yang melanggar
kesucian. Keduanya juga sama-sama selingkuh yang sebenarnya dilarang oleh
ajaran-ajaran agama. Jangan berbuat yang aneh-aneh disini meskipun tidak ada
yang melihat, sebab Tuhan dan makhluk halus bisa saja melihat apa yang kita
lakukan.” Kata Abdurahman menjelaskan.
kebun raya bogor penuh mitos
BalasHapushttp://www.tonggos.com/2015/11/legenda-sungai-brantas.html
BalasHapusMakam keramat kebun Raya Bogor melambangkan sisa kerajaan Galuh Pakuan yang dipimpin Prabu Siliwangi
BalasHapus