Narasumber: Sukarmin, S.P.d., M.Si., Ph.D.
Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan (PMIPA)
Universitas Sebelas Maret dan ketua dewan pengawas
Yayasan Nurhidayah Surakarta
Rasulullah dan para sahabatnya sangat
antusias bila bulan Ramadan telah tiba. Biasanya pada bulan Sya’ban, Rasulullah
memperbanyak puasa dan aktivitas ibadah untuk mempersiapkan diri menuju bulan Ramadan.
“Puasa itu diibaratkan sebuah oase yang jernih di padang pasir. Seseorang yang
sedang melakukan perjalanan jauh dalam keadaan yang dekil dan kotor pasti akan
merindukan air di tengah gersangnya padang pasir. Orang tersebut pasti akan
langsung menceburkan diri ke dalam oase dan membawa sedikit air untuk
perjalanan selanjutnya. Sama halnya dengan oase yang dirindukan oleh musafir, Ramadan
pun sangat dirindukan oleh umat Islam,” ujar Sukarmin, ketua jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Universitas Sebelas Maret.
Segala kebaikan pada umumnya dapat
mempengaruhi hati dan pikiran manusia. Salah satu kebaikan yang wajib dilakukan
oleh umat Islam adalah puasa pada bulan Ramadan. Maka dari itu, puasa mempunyai
manfaat untuk membersihkan hati. Seperti yang dikatakan oleh Rasulullah, “Ketahuilah bahwasanya pada setiap tubuh ada
segumpal daging. Jika daging itu baik, akan baiklah seluruh anggota tubuhnya.
Namun apabila dia rusak maka akan rusak pula seluruh anggota tubuhnya.
Ketahuilah bahwasanya segumpal daging itu adalah qalbu,” (HR. Al-Bukhari
dan Muslim).
Sukarmin menyatakan bahwa menurut Imam
Malik, hati itu seperti benda yang mempunyai inti di dalamnya. Inti hati
disebut juga dengan dhamir. Dhamir mempunyai sifat furqan yaitu pembeda yang mempunyai
fungsi untuk membedakan benar dan salah. Jika dhamir tertutupi oleh noda hitam, maka dhamir itu tidak akan bisa berfungsi dengan baik. Dengan demikian, dhamir harus selalu dibersihkan salah
satunya dengan puasa pada bulan Ramadan.
Hubungan antara takwa dengan pembersihan
hati terletak pada tujuan berpuasa. Tujuan puasa adalah untuk bertakwa pada
Allah SWT, sedangkan jalan takwa adalah jalan orang-orang yang senantiasa
menyucikan hatinya. Oleh karena itu puasa dapat berfungsi sebagai sarana
pembersihan hati. Sebagaimana firman Allah SWT, “Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan
ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu. Dan
sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya,” (QS 91:9-10).
Pada bulan Ramadan, umat Islam memiliki
kesempatan yang besar untuk memaksimalkan obat hati dalam rangka membersihkan
rohani. Pertama, umat Islam dianjurkan untuk membaca Alquran dan maknanya.
Selain menjadi pedoman hidup, Alquran juga sebagai sarana untuk menghaluskan
hati. Rasulullah pernah memerintahkan, “Perbanyaklah
membaca Alquran di rumah, sesungguhnya di dalam rumah yang tidak ada orang
membaca Alquran, akan sedikit sekali dijumpai kebaikan di rumah itu, dan akan
banyak sekali kejahatan, serta penghuninya selalu merasa sempit dan susah,”
(HR Daru Quthni).
Sukarmin juga menuturkan bahwa rumah yang
sering dilantunkan suara Alquran akan terlihat bercahaya dari atas langit.
“Selain itu, dengan membaca Alquran maka dapat melapangkan hati. Oleh karena
itu, orang yang sering membaca Alquran akan terhindar dari perselisihan atau
pertengkaran,” tambahnya.
Kedua, umat Islam dianjurkan untuk salat
malam atau salat tarawih khususnya pada bulan Ramadan. Fungsi orang yang
mengutamakan salat itu agar terhindar dari sifat berkeluh kesah dan gelisah.
Seperti firman Allah SWT, “Sungguh,
manusia diciptakan bersifat suka mengeluh. Apabila dia ditimpa kesusahan dia
berkeluh kesah, dan apabila mendapat kebaikan, (harta) dia jadi kikir, kecuali
orang-orang yang melaksanakan salat,” (QS 70: 19-22).
Ketiga, umat Islam tentu saja diwajibkan
untuk berpuasa pada bulan Ramadan. Keempat, umat Islam dianjurkan untuk
berkumpul dengan orang-orang saleh. “Lingkungan sangat penting terhadap
kepribadian seseorang karena dengan mengetahui bagaimana keadaan komunitas
seseorang maka kita akan dapat mengetahui kepribadian orang tertentu,” ujar
dosen yang juga menjabat sebagai ketua dewan pengawas Yayasan Nurhidayah
Surakarta tersebut. Kelima, umat Islam juga dianjurkan untuk bersedekah pada
bulan Ramadan. Dengan demikian, bulan Ramadan sebagai kesempatan untuk menambah
pahala sebanyak-banyaknya. (Mg3/Mg4)
Radar Solo, 1 Juli 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar