Ramadan tidak membuat
seseorang menghentikan kegiatannya begitu saja. Seperti halnya mahasiswa
pencinta alam (mapala) dari Sentraya Buana yang mengadakan acara talk show di
ruang seminar Fakultas Sastra dan Seni Rupa (FSSR) UNS, Sabtu (12/7). Talk show
dokumentasi petualangan yang mengusung tema “Kulihat Kudengar Kuabadikan”
tersebut diadakan mulai dari pukul 15.00 hingga pukul 18.30. Dalam acara
tersebut juga diadakan buka bersama dengan bintang tamu ternama yakni Cahyo
Alkantana, vidografer sekaligus host Teroka di Kompas TV.
Sebelum acara dimulai,
pembawa acara mempersilakan Baharudin, mahasiswa dari SKI FSSR UNS untuk
melantunkan ayat suci Alquran terlebih dahulu. Soepono Sasongko, Pembantu Dekan
III FSSR UNS mengaku sangat berterima kasih terhadap panitia atas
terselenggaranya acara ini dan juga terhadap Cahyo Alkantana atas kehadirannya.
“Semoga acara ini dapat
memberikan pencerahan dan motivasi kepada hadirin untuk lebih menggali lagi
minat dan bakatnya sebagai seorang petualang. Alangkah bagusnya bagi Anda yang
suka berpetualang semoga dapat mengkolaborasikannya dengan dunia keilmiahan
sehingga tidak semata-mata hanya sekedar berpetualang,” ujar Soepono Sasongko
dalam sambutannya.
Cahyo Alkantana
menceritakan perjalanan hidupnya dari kecintaannya dalam beladiri silat hingga
akhirnya bertemu tertarik untuk menjelajah karena sering berlatih silat di alam
terbuka. Seorang diver yang mendapat beasiswa dari S1 hingga S3 itu juga
menyampaikan bahwa di dalam film dokumenter
harus ada SEA, yakni Sience, Education, dan Adventure.
Pria yang pernah
menjadi mahasiswa jurusan arsitek di Universitas Atmajaya itu juga tidak
segan-segan memberi saran dan motivasinya bagi mahasiswa baik itu pencinta alam
maupun secara umum untuk mendapatkan kesuksesan. “Apa yang kalian inginkan
harus kalian kejar sampai dapat! Seseorang harus mempunyai target agar sesuatu
yang diinginkan dapat tercapai!” terang pria yang juga videografer andalan
National Geographic dan BBC Knowledge itu.
Nasitha Khurun, ketua
panitia acara menuturkan bahwa sebagai pecinta alam sebaiknya dapat
mendokumentasikan perjalanannya sehingga tidak hanya sekedar perjalanan yang
membuang waktu tanpa mendapatkan ilmu dan manfaat. “Ada tiga hal yang menjadi
latar belakang kami untuk mengadakan acara yang bertajuk dokmentasi petualangan
ini. Kita tidak boleh membunuh kecuali waktu, tidak boleh meninggalkan sesuatu
kecuali jejak, dan tidak boleh mengambil sesuatu kecuali gambar. Yang ketiga
itulah yang membuat kami merealisasikannya dalam bentuk acara seminar seperti
ini,” ujar mahasiswa tingkat semseter dua tersebut.
Nasitha pun berharap
agar peserta yang menyaksikan acara ini setidaknya dapat mengerti cara
pengambilan film dokumentasi petualangan serta mendapat inspirasi dan motivasi
dari pembicara yang berkualitas.(mg1/mg4)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar