Selasa, 01 Juli 2014

Berita: Semangat Santri Al-Muayyad dalam Bermain Hadrah




Detuman rebana ditabuh beberapa kali oleh peserta pasantren kilat dipandu oleh salah satu pemain Hadrah Ayyada di pondok pasantren Al-Muayyad, Senin 30 Juni 2014. Kegiatan ekstra tersebut mulai pada pukul 16.00. 
Hadrah Ayyada adalah sebuah ekstrakulikuler yang berada di Pondok Pasantren Al-Muayyad, Mangkuyudan, Surakarta. Berdiri sejak tahun 1990-an bersamaan dengan berdirinya Ponpres Al-Muayyad. Nama Ayyada sendiri mempunyai arti yang dikuatkan. Rata-rata pemain musik yang mengikuti kegiatan hadrah ini adalah siswa SMP dan SMA. Biasanya para pemain latihan seminggu sekali.
Jenis pukulan yang dimainkan antara lain roleo, biasa, engkel, pedro, patrik, dan patrik tiga kali. Cara bermain musiknya biasanya dilakukan dengan tempo lambat dan semakin lama semakin cepat. Alat musik yang dipakai oleh hadrah yang dipimpin oleh Muslimin ini adalah rebana.
“Karena Hadrah Ayyada ini sudah menjadi juara 1 sebanyak tiga kali se-Surakarta, makanya tidak diperbolehkan lagi untuk mengikuti acara lomba. Kami lebih memilih untuk pengiring acara lomba tersebut,” ujar Munir salah satu pemain hadrah.
Tujuan utama para pemain Hadrah hanya untuk menyebarkan agama dengan cara berdakwah sambil bermain musik. Selain itu, mereka ingin menunjukan eksistensi mereka di dunia musik. “Kami tidak ingin disebut sebagai pondok yang hanya bisa mengaji, tapi kami mampu menunjukan kemampuan kami di dunia musik,” ujar Munir lagi.
Sejauh ini hadrah Ayyada telah tampil diberbagai acara-acara besar baik di kota Solo maupun di luar kota. Kota yang paling jauh dikunjungi adalah Pemalang. Setiap kali latihan, mereka selalu mengubah variasi pukulan agar lebih menarik dan berbeda dari biasanya. Resep utama yang menjadikan mereka berhasil meraih beberapa kali juara adalah keunikan pukulan mereka yang khas. Mereka menyebutnya rumus tabuhan Al-Muayyad. Tabuhan tersebut terbilaang unik dan tidak ada yang bisa melakukannya selain hadrah Ponpres Al-Muayyad.
Menurut Aziz, salah satu peserta yang mengikuti kegiatan ekstra mengaku senang dapat bermain rebana bersama para pemain Hadrah Ayyada. Dia merasa mendapat pengalaman baru di Ponpres Al-Muayyad.  
Para pemain hadrah sendiri mempunyai keinginan yang besar untuk terkenal di Indonesia. Dengan harapan dan impian semacam itu, mereka terus berlatih untuk meningkaatkan kemampuan mereka. Kemenangan tidak menjadikan mereka bermalas-malasan, tetapi menambah semangat untuk terus menjadi panutan bagi yang lain. Adapula ekstrakulikuler lain berupa kaligrafi, qira’ah, dan pelatihan jurnalis. (Mg1/Mg4)

Radar Solo, 1 Juli 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar