Jumat, 04 Juli 2014

Berita: Kaligrafi bukan Sekadar Seni Melukis




Dalam pasantren kilat yang diadakan oleh Pondok Pasantren (Ponpres) Al-Muayyad terdapat kegiatan ekstra yang berkaitan dengan penulisan kaligrafi. Peserta pasantren terlihat sangat antusias untuk menggerakan kuas di atas kertas, Kamis (3/7). Kegiatan ini berlangsung dari pukul 16.00 hingga pukul 17.00.  “Kaligrafi seperti ini memang seharusnya diajarkan sejak dini,” ujar Abdul Rouf, salah satu guru kaligrafi Al-Muayyad ketika dimintai tanggapannya di sela pembelajaran.
Secara formal pengajaran kaligrafi di Al-Muayyad telah diberikan sejak tahun 1984.  Latar belakang diberikannya ajaran kaligrafi ini karena berkaitan dengan tulisan pada Alquran. Aturan dalam menulis kaligrafi berdasarkan ketentuan penulisan alquran. Yusuf Anshori, guru kaligrafi di Al-Muayyad menuturkan bahwa ajaran kaligrafi ini bertujuan agar para santri dapat memahami tulisan Alquran secara keseluruhan baik dari bentuk tulisan hingga maknanya.
Dalam penulisan kaligrafi terdapat berbagai macam jenis antara lain Khat Diwani, Khat Tsuluts, dan Khat Naskhi. Menurut Yusuf Anshori, Khat Naskhi adalah kaligrafi dasar yang sederhana namun sulit dipelajari. Khat Naskhi atau kaligrafi murni mempunyai fungsi sebagai komunikasi. Ciri-cirinya sederhana, disertai harakat, tanpa kreasi. Berbeda dengan kaligrafi ornamen yang disertai dengan hiasan karena fokus utamanya adalah keindahan.
Ketika telah menguasai kaligrafi dasar ini, maka kaligrafi lain dapat dipelajari dengan mudah. Guru yang pernah juga belajar di Jurusan Seni Rupa UNS itu juga merasa prihatin ketika melihat berbagai kaligrafi yang beredar di pasaran tanpa menghiraukan kaidah-kaidah yang benar dalam kaligrafi.
“Target utama saya dalam mengajar kaligrafi ini dalam tiga tahun para santri harus sudah dapat menguasai kaligrafi. Setidaknya dapat mengkoreksi bila ada kesalahan penulisan,” ujar guru kaligrafi  yang terkenal tegas tersebut. 
Sementara itu, Alif salah satu peserta pasantren kilat mengaku lebih menggemari pelajaran kaligrafi daripada pelajaran lainnya. “Karena selain bisa belajar tulisan Arab, kita juga bisa berkreasi,” ucap Alif.(Mg1/Mg4)

Radar Solo, 4 Juli 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar