Oleh: Michelia Alba
Di kamar nomor 48, Franc merebahkan
badannya di kasur. ”akhirnya tugas ku selesai juga. Huuh.” gumamnya dalam hati
sambil menarik napas panjang. Dengan kepalanya menghadap langit-langit matanya
mulai bisa tertutup rapat. Namun belum juga menggapai mimpi di alam bawah sadar
,tiba-tiba ada yang mengetuk pintu. Franc pun berjalan lemas menuju pintu
kamar. Setelah membuka pintu terlihat seorang pelayan berjas hitam rapi yang
mengantarkan lelaki berambut pirang.
”Terima kasih.” ucap Muller kepada pelayan itu.
”Sama sama.” jawab pelayan itu sambil berjalan menjauh dari kamar Franc. Hotel
bintang 2 dengan 6 lantai dan 68 kamar ini selain mempunyai fasilitas yang
modern, staf yang ada di hotel ini juga berdedikasi dan ramah karna berasal
dari orang yang terpilih. Tak heran hotel yang bernama Lords Hotel ini adalah
salah satu hotel yang paling diminati oleh wisatawan asing maupun dari warga
Inggris itu sendiri.
”Ada tugas baru untuk mu.” bisik Muller kepada
Franc setelah menutup pintu dari dalam. ”Lagi? Ah, baru saja aku ingin
menikmati libur panjang sehari saja. Kau mau menyiksaku?” dengan wajah lunglai
dan mata yang mulai mengantuk. ”Payah sekali kau yang tadi itukan tugas
pertamamu. Seperti orang yang sudah profesional saja.
”Baiklah lalu apa tugasnya?” sambil mengeluarkan korek api dan rokok
nya.”Kau merokok?” tanyanya lagi.
”Tidak aku punya asma, sedikit saja menghirup asap mungkin akan sesak
setengah mati. Oh ya ,ada surat dari Prof. Dr. Lorenzo di Venice. Untuk
presiden kita. Intinya beliau mengatakan, kotak rahasia yang ditemukan di Laut
Baltic saat pesawat tempur F3-10 terjatuh mengeluarkan tulisan yang bercahaya
ketika segelnya dibuka. Beliau dan anak buahnya sedang menyelidiki apa maksud
dari tulisan kuno tersebut.Jika Lorenzo benar kita harus mempelajari dan
mengetahui apa arti dari tulisan kuno tersebut, sebelum ada pihak lain
mengetahuinya.”
“Jadi kau ingin aku pergi ke Venice dan berbicara kepada Lorenzo?” tanya
Franc.
”Lebih berat.”
”Maksudmu?”
”Lorenzo telah lenyap sejak 3 hari yang lalu. Kami menduga beliau ditawan
oleh agen
GIA yang dipinpin oleh Lord Dalamus ’seribu wajah’.”
”Petunjuk pertama?”
”Lorenzo pernah menemui Prof. Dr. Brough sekitar 4 hari yang lalu sebelum
akhirnya lenyap. Brough sudah sepakat akan memberi peralatan canggih dan
beberapa arkeolog untuk meneliti kotak rahasia tersebut. Mungkin Brough
memegang kunci utama dalam peristiwa ini. Kau harus menemuinya dan temukan
Lorenzo segera. Kata sandimu Lazord. Kami telah memesan tempat untukmu di
pesawat menuju Venice.”
***
Setelah dua jam lebih tiga
puluh menit kemudian pesawat yang dinaiki Franc tiba Venice. Franc segera
menemui Dr. Brough di rumahnya yang tak jauh dari kawasan Universitas Venezia.
”Lorenzo sedang akan melakukan penemuan besar.”
kata Brough saat mereka berdua duduk di sofa ruang tamu Brough. ”Kami
menggunakan peralatan canggihku untuk menyelidiki kotak rahasia itu. Tetapi aku
tak bisa berbuat apa-apa tanpa bantuan dari Lorenzo. Karena kunci memecahkan
kode rahasia tulisan ini berada di tangan Lorenzo.Mari kita lihat tulisan
tulisan kuno yang berada di kotak rahasia itu.”
Telepon berdering sebelum Franc sempat menjawab
Brough yang menerima telepon itu dan memberi isyarat agar mendekat. ”Muller
menelponmu dari London.” kata Brough.
”Maaf mengganggu,” kata Muller.”Tetapi ini sangat
penting. Aku menerima laporan bahwa pesawat jet Fronze 464 baru saja mendarat
di Bandar Udara Internasional Palermo, dua jam yang lalu. Pesawat itu membawa seorang
agen GIA bernama Lamord Videnta yang menyamar menjadi sebuah usahawan. Ia juga
sedang mencari jejak Lorenzo, dan kami mengikutinya. Seorang menjemputnya di
lapangan terbang dan membawanya ke sebuah rumah di pesisir pantai. Ada
motorboat berlabuh di teluk kecil di dekat tempat itu. Aku yakin Lamord
berencana menggunakan motorboat itu untuk berhubungan dengan kapal selam GIA.
Kau bisa mnyelidikinya. Mungkin ia bisa memberi petunjuk di mana Lorenzo
berada. Jika kau bergegas, kau bisa memakai pesawat sore.” telepon itupun tiba-tiba
putus sebelum Franc mengatakan sesuatu.
”Bawalah kotak
rahasia ini! Jagalah baik-baik,
jangan sampai berada di tempat yang salah” ucap Brough.
Akhirnya Franc langsung berangkat ke Palermo untuk
membuntuti Lamord Videnta. Sambil membawa
pergi kotak rahasia tanpa melanjutkan melihat tulisan kuno itu.
***
Beberapa jam kemudian
Franc sudah mendarat di Palermo. Dia mengangkat tasnya dan keluar. Malam begitu
dingin dan berkabut. Lalu sebuah mobil Ford merah muncul, berhenti di depan
Franc. Seorang wanita berpakaian rapi keluar menemui Franc.
”Lazord?” tanya wanita
itu, memberi isyarat agar Franc masuk ke mobilnya.
Mungkin Muller telah
menghubungi agen Dinas Rahasia Italy agar membantu tugas Franc. Franc mendekati mobil wanita itu
dan sedikit melirik ke jok mobil bagian belakang. Terlihat dua orang bertubuh
besar menggunakan topi yang hampir menutupi wajahnya.
Wanita itu mengetahui kata
sandinya. Jadi pasti ia ada di pihak Franc. Namun timbul kecurigaan yang
berlebih saat itu. Mungkin alasan
kecurigaannya tak beralasan.
”Kau kenal Muller?” tanya Franc.”Ya, aku kenal
baik dengannya. Dia sahabatku.” jawab wanita itu. ”Lalu apa rokok kesukaan
Muller?” tanyanya lagi. ”Dunhil Menthol” jawab wanita itu singkat.
Franc mundur selangkah menjauhi wanita itu. Franc
cepat berpaling dan lari ke gerbang lapangan udara itu. Tanpa berhenti dia
langsung melompat ke dalam taksi.
”Bawa aku ke Hotel Sicilia,” katanya pada sopir
taksi. Taksi melaju ke arah jalan keluar. Dari jendela Franc melihat Ford itu
mulai bergerak mengejarnya. ”Bisakah kau menjauhi mobil di belakang itu?”
katanya lagi ke pada sopir taksi. Lalu sopir taksi itu menginjak gas, mumutar
roda dengan suara yang menjerit jerit. Mobil ford itu pun mulai membuntuti dengan
kecepatan tinggi.
Franc melihat pengukur kecepatan menunjukan 100 –
120 km perjam. Lampu lalu lintas berganti kuning. Kendaraan yang ada di depan
mulai berhenti. Lalu lintas dari arah kiri dan kanan mulai bergerak. Namun
kesempatan untuk lolos hanya kali ini saja. tak ada waktu untuk mengurangi
kecepatan.
”Kebut saja!” Franc berseru. Sopir menekan gas.
Taksinya melesat menyebrangi perempatan pada saat lampu sudah merah. Sebuah
truk besar siap menyambar taksinya dari arah kanan.
”Awas!” teriak Franc. Sopir mencoba menghindar
namun ekor taksi telah dilahap oleh truk itu. Membuatnya terbanting berguling
berguling. Franc juga terhempas. Sebelum Franc tak sadarkan diri, dia sekilas
melihat kotak rahasia dalam bayangannya.
***
Ketika sadarkan diri, Franc berada di rumah sakit.
Yang pertama dia lihat adalah Muller dan sopir taksi berada tepat di
sebelahnya. ”Hai Lazord? Kau perlu banyak istirahat. Berita baiknya tugasmu
selesai. Kotak rahasia sudah kami amankan. Kau berhasil menyelamatkan kotak
rahasia itu. Berita buruknya Lorenzo meninggal di laboratorium rahasianya. Dia
dibunuh oleh Lord Dalamus karna tidak ingin memberitahu di mana kotak rahasia
dan kuncinya berada. Untungnya Lamord Videnta berhasil membawa kunci kotak
rahasia itu sebelum Lorenzo terbunuh.”
”Lamord Videnta? Dia bukannya adalah...”
”Ya. Dia memang agen GIA anak buah dari Lord
Dalamus.” Muller memotong pembicaraan. ”Namun dia adalah anak dari Lorenzo. Lamord
tak akan mungkin menghianati ayahnya sendiri. Jangankan kau, aku saja baru
mengetahuinya setelah dia mengatakan hal yang sebenarnya terjadi.” lanjutnya.
”Ah, untunglah berakhir bahagia.” ucap Franc
sambil menghela nafas panjang.
”Oh ya, kenalkan supir taksi ini. Namanya adalah
Lamord Videnta mata mata terhandal dari agen GIA.” ucap Muller.
Franc
tercengang melihat supir taksi itu. Lalu perawat datang ”Dia harus banyak
istrahat. Silahkan kalian menunggu
di luar.” Ucap perawat kepada dua orang yang menjenguk Franc.
Franc sadar dia memerlukan istirahat yang banyak.
Sambil memikirkan betapa anehnya kejadian yang baru saja dia alami. Dia sadar
Lamord adalah mata-mata kelas kakap. Tak lama kemudian Franc tertidur pulas
bersama mimpi yang indah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar