Selasa, 29 April 2014

Mata-Mata




 Oleh: Michelia Alba

            Di kamar nomor 48, Franc merebahkan badannya di kasur. ”akhirnya tugas ku selesai juga. Huuh.” gumamnya dalam hati sambil menarik napas panjang. Dengan kepalanya menghadap langit-langit matanya mulai bisa tertutup rapat. Namun belum juga menggapai mimpi di alam bawah sadar ,tiba-tiba ada yang mengetuk pintu. Franc pun berjalan lemas menuju pintu kamar. Setelah membuka pintu terlihat seorang pelayan berjas hitam rapi yang mengantarkan lelaki berambut pirang.
”Terima kasih.” ucap Muller kepada pelayan itu. ”Sama sama.” jawab pelayan itu sambil berjalan menjauh dari kamar Franc. Hotel bintang 2 dengan 6 lantai dan 68 kamar ini selain mempunyai fasilitas yang modern, staf yang ada di hotel ini juga berdedikasi dan ramah karna berasal dari orang yang terpilih. Tak heran hotel yang bernama Lords Hotel ini adalah salah satu hotel yang paling diminati oleh wisatawan asing maupun dari warga Inggris itu sendiri.
”Ada tugas baru untuk mu.” bisik Muller kepada Franc setelah menutup pintu dari dalam. ”Lagi? Ah, baru saja aku ingin menikmati libur panjang sehari saja. Kau mau menyiksaku?” dengan wajah lunglai dan mata yang mulai mengantuk. ”Payah sekali kau yang tadi itukan tugas pertamamu. Seperti orang yang sudah profesional saja. 
     ”Baiklah lalu apa tugasnya?” sambil mengeluarkan korek api dan rokok nya.”Kau merokok?” tanyanya lagi.
      ”Tidak aku punya asma, sedikit saja menghirup asap mungkin akan sesak setengah mati. Oh ya ,ada surat dari Prof. Dr. Lorenzo di Venice. Untuk presiden kita. Intinya beliau mengatakan, kotak rahasia yang ditemukan di Laut Baltic saat pesawat tempur F3-10 terjatuh mengeluarkan tulisan yang bercahaya ketika segelnya dibuka. Beliau dan anak buahnya sedang menyelidiki apa maksud dari tulisan kuno tersebut.Jika Lorenzo benar kita harus mempelajari dan mengetahui apa arti dari tulisan kuno tersebut, sebelum ada pihak lain mengetahuinya.”
     “Jadi kau ingin aku pergi ke Venice dan berbicara kepada Lorenzo?” tanya Franc.
        ”Lebih berat.”
        ”Maksudmu?”
      ”Lorenzo telah lenyap sejak 3 hari yang lalu. Kami menduga beliau ditawan oleh agen
GIA yang dipinpin oleh Lord Dalamus ’seribu wajah’.”
        ”Petunjuk pertama?”
       ”Lorenzo pernah menemui Prof. Dr. Brough sekitar 4 hari yang lalu sebelum akhirnya lenyap. Brough sudah sepakat akan memberi peralatan canggih dan beberapa arkeolog untuk meneliti kotak rahasia tersebut. Mungkin Brough memegang kunci utama dalam peristiwa ini. Kau harus menemuinya dan temukan Lorenzo segera. Kata sandimu Lazord. Kami telah memesan tempat untukmu di pesawat menuju Venice.”


***


            Setelah dua jam lebih tiga puluh menit kemudian pesawat yang dinaiki Franc tiba Venice. Franc segera menemui Dr. Brough di rumahnya yang tak jauh dari kawasan Universitas Venezia.    
”Lorenzo sedang akan melakukan penemuan besar.” kata Brough saat mereka berdua duduk di sofa ruang tamu Brough. ”Kami menggunakan peralatan canggihku untuk menyelidiki kotak rahasia itu. Tetapi aku tak bisa berbuat apa-apa tanpa bantuan dari Lorenzo. Karena kunci memecahkan kode rahasia tulisan ini berada di tangan Lorenzo.Mari kita lihat tulisan tulisan kuno yang berada di kotak rahasia itu.”
Telepon berdering sebelum Franc sempat menjawab Brough yang menerima telepon itu dan memberi isyarat agar mendekat. ”Muller menelponmu dari London.” kata Brough.
”Maaf mengganggu,” kata Muller.”Tetapi ini sangat penting. Aku menerima laporan bahwa pesawat jet Fronze 464 baru saja mendarat di Bandar Udara Internasional Palermo, dua jam yang lalu. Pesawat itu membawa seorang agen GIA bernama Lamord Videnta yang menyamar menjadi sebuah usahawan. Ia juga sedang mencari jejak Lorenzo, dan kami mengikutinya. Seorang menjemputnya di lapangan terbang dan membawanya ke sebuah rumah di pesisir pantai. Ada motorboat berlabuh di teluk kecil di dekat tempat itu. Aku yakin Lamord berencana menggunakan motorboat itu untuk berhubungan dengan kapal selam GIA. Kau bisa mnyelidikinya. Mungkin ia bisa memberi petunjuk di mana Lorenzo berada. Jika kau bergegas, kau bisa memakai pesawat sore.” telepon itupun tiba-tiba putus sebelum Franc mengatakan sesuatu.
”Bawalah kotak rahasia ini! Jagalah baik-baik, jangan sampai berada di tempat yang salah” ucap Brough.
Akhirnya Franc langsung berangkat ke Palermo untuk membuntuti  Lamord Videnta. Sambil membawa pergi kotak rahasia tanpa melanjutkan melihat tulisan kuno itu.

***


            Beberapa jam kemudian Franc sudah mendarat di Palermo. Dia mengangkat tasnya dan keluar. Malam begitu dingin dan berkabut. Lalu sebuah mobil Ford merah muncul, berhenti di depan Franc. Seorang wanita berpakaian rapi keluar menemui Franc.
            ”Lazord?” tanya wanita itu, memberi isyarat agar Franc masuk ke mobilnya.
            Mungkin Muller telah menghubungi agen Dinas Rahasia Italy agar membantu  tugas Franc. Franc mendekati mobil wanita itu dan sedikit melirik ke jok mobil bagian belakang. Terlihat dua orang bertubuh besar menggunakan topi yang hampir menutupi wajahnya.
            Wanita itu mengetahui kata sandinya. Jadi pasti ia ada di pihak Franc. Namun timbul kecurigaan yang berlebih  saat itu. Mungkin alasan kecurigaannya tak beralasan.
”Kau kenal Muller?” tanya Franc.”Ya, aku kenal baik dengannya. Dia sahabatku.” jawab wanita itu. ”Lalu apa rokok kesukaan Muller?” tanyanya lagi. ”Dunhil Menthol” jawab wanita itu singkat.
Franc mundur selangkah menjauhi wanita itu. Franc cepat berpaling dan lari ke gerbang lapangan udara itu. Tanpa berhenti dia langsung melompat ke dalam taksi.
”Bawa aku ke Hotel Sicilia,” katanya pada sopir taksi. Taksi melaju ke arah jalan keluar. Dari jendela Franc melihat Ford itu mulai bergerak mengejarnya. ”Bisakah kau menjauhi mobil di belakang itu?” katanya lagi ke pada sopir taksi. Lalu sopir taksi itu menginjak gas, mumutar roda dengan suara yang menjerit jerit. Mobil ford itu pun mulai membuntuti dengan kecepatan tinggi.
Franc melihat pengukur kecepatan menunjukan 100 – 120 km perjam. Lampu lalu lintas berganti kuning. Kendaraan yang ada di depan mulai berhenti. Lalu lintas dari arah kiri dan kanan mulai bergerak. Namun kesempatan untuk lolos hanya kali ini saja. tak ada waktu untuk mengurangi kecepatan.
”Kebut saja!” Franc berseru. Sopir menekan gas. Taksinya melesat menyebrangi perempatan pada saat lampu sudah merah. Sebuah truk besar siap menyambar taksinya dari arah kanan.
”Awas!” teriak Franc. Sopir mencoba menghindar namun ekor taksi telah dilahap oleh truk itu. Membuatnya terbanting berguling berguling. Franc juga terhempas. Sebelum Franc tak sadarkan diri, dia sekilas melihat kotak rahasia dalam bayangannya.

***


Ketika sadarkan diri, Franc berada di rumah sakit. Yang pertama dia lihat adalah Muller dan sopir taksi berada tepat di sebelahnya. ”Hai Lazord? Kau perlu banyak istirahat. Berita baiknya tugasmu selesai. Kotak rahasia sudah kami amankan. Kau berhasil menyelamatkan kotak rahasia itu. Berita buruknya Lorenzo meninggal di laboratorium rahasianya. Dia dibunuh oleh Lord Dalamus karna tidak ingin memberitahu di mana kotak rahasia dan kuncinya berada. Untungnya Lamord Videnta berhasil membawa kunci kotak rahasia itu sebelum Lorenzo terbunuh.”
”Lamord Videnta? Dia bukannya adalah...”
”Ya. Dia memang agen GIA anak buah dari Lord Dalamus.” Muller memotong pembicaraan. ”Namun dia adalah anak dari Lorenzo. Lamord tak akan mungkin menghianati ayahnya sendiri. Jangankan kau, aku saja baru mengetahuinya setelah dia mengatakan hal yang sebenarnya terjadi.” lanjutnya.
”Ah, untunglah berakhir bahagia.” ucap Franc sambil menghela nafas panjang.
”Oh ya, kenalkan supir taksi ini. Namanya adalah Lamord Videnta mata mata terhandal dari agen GIA.” ucap Muller.
Franc tercengang melihat supir taksi itu. Lalu perawat datang ”Dia harus banyak istrahat. Silahkan kalian menunggu di luar.” Ucap perawat kepada dua orang yang menjenguk Franc.
Franc sadar dia memerlukan istirahat yang banyak. Sambil memikirkan betapa anehnya kejadian yang baru saja dia alami. Dia sadar Lamord adalah mata-mata kelas kakap. Tak lama kemudian Franc tertidur pulas bersama mimpi yang indah.


*Ditulis ketika saya menginjak sekolah menengah pertama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar