Rabu, 23 April 2014

Dua Sisi

Oleh: Michelia Alba

Hidungnya kembang kempis
Mulutnya semerbak aneka bunga bangkai
Raut wajahnya pilu dan rusak
Kancing bajunya terbuka, tersingkap ke atas pemikirannya
Harta bertengger di ketiaknya
Turun ke bawah sampai kaki, terlihat logam mulia dan emas
Wanita dari jauh merongrong
Berbagi kasih di tingkap merapuh
Satu jua tak bisa hilang nafsunya

Sementara rakyat jelata sempoyongan di tepi kali
Menggali puing-puing sampah
Hanya bertemu dengan sesuap ikan mati
Siapa punya kepala?
Dia yang termakan bau pesing
Akhirnya jatuh di sungai tiada bertepi
Jeritan tak bernada
Jauh bagai lenyap di antara selongsong jiwa

Satu bersenang dan satu bersedih
Bagai dua sisi mata uang berbeda nominal
Sampai kapan ini terus berlangsung?
Kasihan
Dosa tapi tak tahu
Mereka sudah gila atau masih perjaka?
Mereka mungkin belum baliq

Tidak ada komentar:

Posting Komentar