Oleh: Michelia Alba
Novel: Sunset Bersama Rosie
Novel: Sunset Bersama Rosie
Pengarang: Tere Liye
Penerbit: Mahaka Publishing
Cetakan: pertama, 2012
Halaman: 426, Tebal: 20 cm
ISBN: 978-602-98883-6-2
Sinopsis dalam Novel:
Sebenarnya, apakah itu perasaan?
Keinginan? Rasa memiliki? Rasa sakit, gelisah, sesak, tidak bisa tidur,
kerinduan, kebencian? Bukankah dengan berlalunya waktu semuanya seperti gelas
kosong yang berdebu, begitu-begitu saja, tidak istimewa. Malah lucu serta gemas
saat dikenang.
Sebenarnya, apakah
pengorbanan memiliki harga dan batasan? Atau
priceless, tidak terbeli dengan uang, karena kita lakukan hanya untuk
sesuatu yang amat spesial di waktu yang juga spesial? Atau boleh jadi gratis,
karena kita lakukan saja, dan selalu menyenangkan untuk dilakukan berkali-kali.
Sebenarnya apakah itu
kesempatan? Apakah itu makna keputusan? Bagaimana mungkin kita terkadang
menyesal karena sebuah keputusan atas sepucuk kesempatan? Sebenarnya, siapakah
yang selalu pantas kita sayangi?
Dalam hidup ini, ada
banyak sekali pertanyaan tentang peraasaan yang tidak pernah terjawab.
Sayangnya, novel ini juga tidak bisa memberikan jawaban pasti atas
pertanyaan-pertanyaan itu. Novel ini dituliss hanya untuk menyediakan
pengertian berbeda, melalui sebuah kisah keluarga hebat di pantai yang elok.
Semoga setelah membacanya, kita akan memiliki satu ruang kecil yang baru di
hati, mari kita sebut dengan kamar ‘pemahaman yang baru’. Selamat membaca.
Sinopsis Secara Keseluruhan:
Novel ini menceritakan
tentang persahabatan, kasih sayang, dan cinta. Awalnya dikisahkan seorang
bernama Tegar yang mempunyai sahabat bernama Rossie. Rossie mempunyai anak yang
bernama Anggrek, Lili, Sakura, dan Jasmine. Rossie mempunyai suami bernama
Nathan. Mereka telah menikah selama tiga belas tahun lamanya. Mereka hidup
sangat bahagia.
Pada suatu hari Rossie
dan Nathan ingin merayakan ulang tahun pernikahan yang ketiga belas. Tegar pun
ikut senang mendengarnya. Dia siap-siap untuk memberikan kejutan yang paling
berharga bagi kedua sahabatnya itu.
Sahabat? Omong-omong
tentang persahabatan, mereka (Tegar, Rossie, dan Nathan) pernah bersahabat.
Tegar sudah bersahabat dengan Rossie telah lama, sedangkan Nathan baru dikenal
Rossie dua bulan sebelum pacaran dan akhirnya menikah. Tegar sebenarnya telah
mempunyai perasaan cinta terhadap Rossie. Namun, dari dulu ia tidak berani
mengungkapkannya. Nathan yang baru berkenalan dengan Rossi justru lebih cepat
menyatakan cintanya. Kesempatan Tegar pun hilang.
Tegar pun menyesal
karena perasaannya tidak dapat disampaikan. Namun selang bertahun-tahun
akhirnya dia dapat melupakan semuanya. Dia pun ingin segera menikah dengan
Sekar. Namun, pada saat di ulang tahun pernikahan Rossie dan Nathan, pada saat
Sakura ingin memberikan kejutan kepada mereka berdua, tiba-tiba ada bom yang
meledak di Bali. Semuanya hancur. Peristiwa menyenangkan pun berubah menjadi
kesedihan.
Tegar langsung pergi ke
Bali untuk mengecek semuanya baik-baik saja. Tanpa sadar dia meninggalkan pesta
perkawinannya dengan Sekar. Dia harus memastikan Rossie, Nathan, dan anak-anaknya.
Pada saat tiba di sana. Nathan telah ditemukan tewas. Rossie pun menjadi
stress. Dia sempat melakukan aksi bunuh diri meskipun gagal. Hal itu
mengharuskan Tegar untuk tidak masuk kerja selama dua minggu bahkan lebih. Hal
itu pulalah yang membuat khawatir Sekar. Dia sedikit khawatir apabila Tegar
berpaling kembali pada Rossie.
Rossie harus dirawat di
psiolog. Itu membuat anak-anaknya harus pisah dengan ibunya selama beberapa
hari. Singkat cerita, Tegar harus menetap di Bali selama dua tahun meninggalkan
Sekar calon istrinya. Cinta yang dulu bersama Rossie akhirnya muncul lagi. Dia
yang berjanji pada sekar untuk kembali pulang ke Jakarta setelah Rossie sembuh
pun dilupakannya.
Sekar akhirnya
memutuskan untuk menikah dengan pria lain yang tidak dicintainya. Namun Linda
datang kepada Tegar untuk membatalkan pernikahan itu. Setelah beberapa lama
mendengar penjelasan Linda dan berpikir akhirnya Tegar merasa bersalah dan
menyesal. Dia langsung bergegas menemui Sekar untuk mengajak kembali menikah
dengannya.
Pada akhir cerita,
menjelang pernikahan Tegar dan Sekar, Sekar berubah pikiran. Dia malah memaksa
Rossie untuk menikah dengan Tegar karena melihat ada kebahagiaan dan masih ada
kesempatan bagi Tegar untuk mengubah keadaannya.
Resensi Novel
Novel ini hampir
menyerupai novel yang berjenis cinta pada umumnya. Namun kemasan yang
disuguhkan oleh seorang pengarang benar-benar berbeda. Dengan kata-kata yang
indah dan penuh dengan gaya bahasa yang menggambarkan suasana dalam cerita tersebut
dapat membuat novel ini menjadi berbeda.
Pengarang benar-benar
mengetahui bagaimana cara memaknai semua unsur cerita. Bahkan nama yang ada
pada novel tersebut, dari Rossie, Lili, Sakura, Jasmine, dan anggrek semuanya
mempunyai fungsi yang bermacam-macam. Sifat dan karakternya berbeda namun tetap
mempunyai tujuan yang sama. Selain untuk memperkaya unsur cerita, tetapi
keempat nama tersebut secara tidak langsung adalah sebagai pembangun cerita
agar berjalan utuh.
Novel ini sebenarnya
akan berakhir dibaca ketika melihat bab pertama dan bab terakhir tanpa harus
membaca keseluruhan. Namun, isinya benar-benar mengubah semua pemikiran
pembaca. Pembaca dibiarkan untuk menebak-nebak sembari membayangkan keadaan
dalam novel tersebut. Layaknya manusia yang sebenarnya mempunyai sesuatu yang
nyata dan dapat diketahui sebelumnya yaitu hidup dan mati, tetapi manusia
seperti diberikan banyak halaman pada hidupnya agar mampu menebak-nebak sendiri
jalan hidupnya.
Pelajaran yang dapat
diambil adalah fokus. Sebenarnya jika kita fokus terhadap sesuatu dengan
keyakinan yang tinggi, akhirnya kita mendapatkan apa yang diinginkan. Namun
terkadang godaan-godaan selalu saja datang. Namun, sepertinya godaan-godaan itu
tidak serta merta dihadirkan untuk sebagai pengganggu. Tetapi sebagai ujian dan
sebagai bumbu dan warna kehidupan. Terkadang manusia akan merasa jenuh jika
hidup hanya berjalan di jalan lurus saja.
Dari novel ini dapat
diambil kesimpulan bahwa kesempatan itu sebenarnya bukan tidak datang dua kali,
hanya saja kesempatan itu tertunda. Kesempatan adalah masalah keyakinan. Ketika
seseorang yakin, maka kesempatan itu akan datang dengan sendirinya. Terkadang
Tuhan menepatkan kesempatan itu pada tempat yang tepat. Seseorang harus diuji
berkali-kali sebelum hendak mendapatkan kesempatan yang terbaik. Maka dari itu,
percayalah bahwa kesempatan akan hadir di saat yang tepat. “Mawar akan tetap
tumbuh di tegarnya karang, jika kau menghendakinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar