Minggu, 01 Juni 2014

Resensi Novel Sunset Bersama Rosie Karya Tere Liye


Oleh: Michelia Alba

Novel: Sunset Bersama Rosie
Pengarang: Tere Liye
Penerbit: Mahaka Publishing
Cetakan: pertama, 2012
Halaman: 426, Tebal: 20 cm
ISBN: 978-602-98883-6-2




Sinopsis dalam Novel:
Sebenarnya, apakah itu perasaan? Keinginan? Rasa memiliki? Rasa sakit, gelisah, sesak, tidak bisa tidur, kerinduan, kebencian? Bukankah dengan berlalunya waktu semuanya seperti gelas kosong yang berdebu, begitu-begitu saja, tidak istimewa. Malah lucu serta gemas saat dikenang.
Sebenarnya, apakah pengorbanan memiliki harga dan batasan? Atau priceless, tidak terbeli dengan uang, karena kita lakukan hanya untuk sesuatu yang amat spesial di waktu yang juga spesial? Atau boleh jadi gratis, karena kita lakukan saja, dan selalu menyenangkan untuk dilakukan berkali-kali.
Sebenarnya apakah itu kesempatan? Apakah itu makna keputusan? Bagaimana mungkin kita terkadang menyesal karena sebuah keputusan atas sepucuk kesempatan? Sebenarnya, siapakah yang selalu pantas kita sayangi?
Dalam hidup ini, ada banyak sekali pertanyaan tentang peraasaan yang tidak pernah terjawab. Sayangnya, novel ini juga tidak bisa memberikan jawaban pasti atas pertanyaan-pertanyaan itu. Novel ini dituliss hanya untuk menyediakan pengertian berbeda, melalui sebuah kisah keluarga hebat di pantai yang elok. Semoga setelah membacanya, kita akan memiliki satu ruang kecil yang baru di hati, mari kita sebut dengan kamar ‘pemahaman yang baru’. Selamat membaca.

Sinopsis Secara Keseluruhan:
Novel ini menceritakan tentang persahabatan, kasih sayang, dan cinta. Awalnya dikisahkan seorang bernama Tegar yang mempunyai sahabat bernama Rossie. Rossie mempunyai anak yang bernama Anggrek, Lili, Sakura, dan Jasmine. Rossie mempunyai suami bernama Nathan. Mereka telah menikah selama tiga belas tahun lamanya. Mereka hidup sangat bahagia.
Pada suatu hari Rossie dan Nathan ingin merayakan ulang tahun pernikahan yang ketiga belas. Tegar pun ikut senang mendengarnya. Dia siap-siap untuk memberikan kejutan yang paling berharga bagi kedua sahabatnya itu.
Sahabat? Omong-omong tentang persahabatan, mereka (Tegar, Rossie, dan Nathan) pernah bersahabat. Tegar sudah bersahabat dengan Rossie telah lama, sedangkan Nathan baru dikenal Rossie dua bulan sebelum pacaran dan akhirnya menikah. Tegar sebenarnya telah mempunyai perasaan cinta terhadap Rossie. Namun, dari dulu ia tidak berani mengungkapkannya. Nathan yang baru berkenalan dengan Rossi justru lebih cepat menyatakan cintanya. Kesempatan Tegar pun hilang.
Tegar pun menyesal karena perasaannya tidak dapat disampaikan. Namun selang bertahun-tahun akhirnya dia dapat melupakan semuanya. Dia pun ingin segera menikah dengan Sekar. Namun, pada saat di ulang tahun pernikahan Rossie dan Nathan, pada saat Sakura ingin memberikan kejutan kepada mereka berdua, tiba-tiba ada bom yang meledak di Bali. Semuanya hancur. Peristiwa menyenangkan pun berubah menjadi kesedihan.
Tegar langsung pergi ke Bali untuk mengecek semuanya baik-baik saja. Tanpa sadar dia meninggalkan pesta perkawinannya dengan Sekar. Dia harus memastikan Rossie, Nathan, dan anak-anaknya. Pada saat tiba di sana. Nathan telah ditemukan tewas. Rossie pun menjadi stress. Dia sempat melakukan aksi bunuh diri meskipun gagal. Hal itu mengharuskan Tegar untuk tidak masuk kerja selama dua minggu bahkan lebih. Hal itu pulalah yang membuat khawatir Sekar. Dia sedikit khawatir apabila Tegar berpaling kembali pada Rossie.
Rossie harus dirawat di psiolog. Itu membuat anak-anaknya harus pisah dengan ibunya selama beberapa hari. Singkat cerita, Tegar harus menetap di Bali selama dua tahun meninggalkan Sekar calon istrinya. Cinta yang dulu bersama Rossie akhirnya muncul lagi. Dia yang berjanji pada sekar untuk kembali pulang ke Jakarta setelah Rossie sembuh pun dilupakannya.
Sekar akhirnya memutuskan untuk menikah dengan pria lain yang tidak dicintainya. Namun Linda datang kepada Tegar untuk membatalkan pernikahan itu. Setelah beberapa lama mendengar penjelasan Linda dan berpikir akhirnya Tegar merasa bersalah dan menyesal. Dia langsung bergegas menemui Sekar untuk mengajak kembali menikah dengannya.
Pada akhir cerita, menjelang pernikahan Tegar dan Sekar, Sekar berubah pikiran. Dia malah memaksa Rossie untuk menikah dengan Tegar karena melihat ada kebahagiaan dan masih ada kesempatan bagi Tegar untuk mengubah keadaannya.

Resensi Novel
Novel ini hampir menyerupai novel yang berjenis cinta pada umumnya. Namun kemasan yang disuguhkan oleh seorang pengarang benar-benar berbeda. Dengan kata-kata yang indah dan penuh dengan gaya bahasa yang menggambarkan suasana dalam cerita tersebut dapat membuat novel ini menjadi berbeda.
Pengarang benar-benar mengetahui bagaimana cara memaknai semua unsur cerita. Bahkan nama yang ada pada novel tersebut, dari Rossie, Lili, Sakura, Jasmine, dan anggrek semuanya mempunyai fungsi yang bermacam-macam. Sifat dan karakternya berbeda namun tetap mempunyai tujuan yang sama. Selain untuk memperkaya unsur cerita, tetapi keempat nama tersebut secara tidak langsung adalah sebagai pembangun cerita agar berjalan utuh.
Novel ini sebenarnya akan berakhir dibaca ketika melihat bab pertama dan bab terakhir tanpa harus membaca keseluruhan. Namun, isinya benar-benar mengubah semua pemikiran pembaca. Pembaca dibiarkan untuk menebak-nebak sembari membayangkan keadaan dalam novel tersebut. Layaknya manusia yang sebenarnya mempunyai sesuatu yang nyata dan dapat diketahui sebelumnya yaitu hidup dan mati, tetapi manusia seperti diberikan banyak halaman pada hidupnya agar mampu menebak-nebak sendiri jalan hidupnya.
Pelajaran yang dapat diambil adalah fokus. Sebenarnya jika kita fokus terhadap sesuatu dengan keyakinan yang tinggi, akhirnya kita mendapatkan apa yang diinginkan. Namun terkadang godaan-godaan selalu saja datang. Namun, sepertinya godaan-godaan itu tidak serta merta dihadirkan untuk sebagai pengganggu. Tetapi sebagai ujian dan sebagai bumbu dan warna kehidupan. Terkadang manusia akan merasa jenuh jika hidup hanya berjalan di jalan lurus saja.
Dari novel ini dapat diambil kesimpulan bahwa kesempatan itu sebenarnya bukan tidak datang dua kali, hanya saja kesempatan itu tertunda. Kesempatan adalah masalah keyakinan. Ketika seseorang yakin, maka kesempatan itu akan datang dengan sendirinya. Terkadang Tuhan menepatkan kesempatan itu pada tempat yang tepat. Seseorang harus diuji berkali-kali sebelum hendak mendapatkan kesempatan yang terbaik. Maka dari itu, percayalah bahwa kesempatan akan hadir di saat yang tepat. “Mawar akan tetap tumbuh di tegarnya karang, jika kau menghendakinya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar